catatan sipil

" Karena Kita Adalah Buku Yang Berjalan "


Karena Hafalannya Dia di Tolong Oleh Sang Maha Penolong




وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا.
 “….Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. 65:3)

Sebuah kisah yang menjadikan hati bergetar, bulu gudu merinding, asama’ Allah berkumandang, kalimat-kalimt suci terucap, hawa-hawa kebenaran senantiasa terpancar sinar akan kebenarannya. Dari sekian kisah yang membuktikan akan keselamatan bagi pemeluk agama kebenaran yang dibawa oleh rasulNya. Kisah nyata yang terjadi di Negara barat, Negara yang dikenal sebagai kawasan penuh dengan maksiat, penuh dengan tindakan kriminal dsb. Adapun kisahnya sebagai berikut :

Tersebutlah di Negara inggris Seorang wanita arab muslimah keluar dari rumanya untuk memenuhi undangan hajatan seorang temannya, detik malahirkan detik menit pun tak mau mengalah begitupun jam yang tidak mau ketinggalan, pertemuan yang menghias dengan canda dan tawa sampai-sampai waktu menunjukkan malam. Pada saat itulah alaram berbunyi yang menandakan waktu sudah malam. begitu kagetnya wanita tersebut dikarnakan ia terlambat pulang kerumahnya. Jarak antara rumah temannya dengan rumahnya cukup jauh dan menghabiskan banyak waktu. Seketika itu ia memberanikan diri untuk pulang kerumah setelah pamit teman-temannya. segera ia menuju ke stasiun kereta api dikarnakan lebih cepat dari pada naik bis.

Dengan keberanian dan seorang diri, berangkatlah wanita tersebut ke stasiun yang menghantarkannya pulang kerumah, diketahui pula seringnya terjadi kasus tindakan criminal di inggris waktu malam hari dan korbannya adalah wanita yang berpergian sendiri. Sampailah wanita tersebut ke stasiun dan dengan sedikit rasa kekhawatiran ia menuju bawah tanah dikarnakan stasiun berada di bawah tanah. Tiba-tiba saja ia merasa takut dan was-was ketika masuk ke stasiun karena ia sering mendenganr dan membaca Koran terjadinya tindakan kriminal berupa pembunuhan di stasiun tersebut diwaktu malam hari. Tangga demi tangga ia lalui hawa teras dingin mencekam, lalu lalang orangpun tidak Nampak hanya ada kesunyian yang ada. Berjalanlah wanita tersebut dengan persaan yang sangat takut gimana tidak. seorang diri wanita pula memasuki kawasan yang sering yang terjadi tindakan pembunuhan.

Sampailah ia diruang tunggu, selintas tidak ada seorang pun yang ada disitu kecuali hanya seorang laki-laki yang duduk di kursi tunggu. Rasa takut bertambah dikarnakan tidak ada seorang yang ada kecuali ia dan seorang laki-laki yang sedang duduk-duduk di kursi, tapi dengan keberania dan keyakinan ia membaca dan mencoba melafadzkan hafalan-hafalan dari Al-Qur’an yang ia pernah hafal dan perlu diketahui wanita tersebut bukanlah wanita yang benar-benar iltizam dengan agama, bahkan bisa dikatakan termasuk orang-orang yang lalai.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ.
 “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS 13:28)
 Langkah demi langkah ia berjalan dan tak ketinggalan bibir serya mengucapkan ayat-ayat Al-Qur’an sampai ia melewati laki-laki yang duduk dikursi. Lalu wanita tersebut berjalan samapi ia memasuki kereta dan berangkat dengan aman menuju rumahnya. Subhanallah !

Esok harinya terdengan kabar tindakan pembunuhan, seperti biasanya kasus-kasus pembunuhan selalu menghiasa korannya dan tidak ada habis-habisnya. Wanita tersebut membacanya dan betapa terkejutnya bahwa kasus pembunuh terjadi pada malah hari di stasiun yang semalam ia berada di situ. Kejadia terjadi 5 menit setelah ia menaik kereta menuju rumahnya. Subhanallah !!

Berangkatlah wanita tersebut ke kantor polisi dan ia mengatakan : “saya berada di tempat kejadian 5 menit sebelum kejadian.” Dan ternyata sang pelaku sudah tertangkap. Sang wanita meminta kepada polisi untuk mempertemukannya denga sang pelaku karena ia ingin menanyakan sesuatu padanya. Maka polis memperbolehkan ia bertemu dengan pelaku.

Maka terjadi dialog antara wanita dengan pelaku
Wanita   : “ apakah kamu mengingatku atau mengenaliku?”
Pelaku    : “ apakah aku mengenalmu !?”
Wanita   : “aku yang berada di stasiun sebelum terjadi kejadian !”
Pelaku                : “iya.. aku ingat.”
Wanita    : “kenapa kamu tidak membunuhku sebagai ganti orang yang kamu   bunuh?”
Pelaku                : “bagaimana aku membunuhmu !?..dan seandainya aku membunuhmu apa yang akan dilakukan 2 orang besar yang ada disebelamu nantinya !?          

Subhanallah !! Laa haula walaa quwwata Illa Billah !!   
Keyakinan yang membawa ketenangan, ketaqwaan yang membawa pada pintu keluar, bagaimana tidak, hanya melafadzkan ayat-ayat Al-Qur’an bisa membawanya pada keselamatan.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. 65:2)
Menyerahkan diri pada Allah adalah jalan kebenaran, sudah selayaknya hamba selalu berserah dan meninta pertolong pada Rabbnya, apalah arti hamba tampa Rabbanya. Tiada kehidupan yang  indah ketika kehidupannya dihiasi dengan ketaqwaan dan keimanan. Kisah yang begitu dramatis dan realistis, seorang wanita yang tidak iltizam dengan agama atas qadarullah bisa selamat dari pembunuhan, bagaiman dengan mereka yang benar-benar iltizam dengan agama? 
إِنَّ وَعْدَ اللَّه حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ.
“Ingatlah, Sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Ingatlah, Sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.” (QS. 10:55)
Sesungguhnya janji Allah adalah nyata, begitu banyak firman-firmanNya yang menerangkan akan jalan kemudahan ketika seorang ingat Rabbnya. Allah senantiasa mengingat kita ketika kita tidak lalai denganNya dan selalu mengingatNya.



Kenapa Harus di Awali dengan Pacaran?


         Di sebuah SMA 1 di daerah jawa timur, ada sebuah kelas yang begitu sepi dan tenang tiba-tiba saja terjadi kegaduhan dan hampir-hampir mengakibatkan perkelahian, Kenapa? pekelahian yang spektakuler, bukan antar murid dengan murid, tapi seorang guru dengan murid. waktu itu murid tersebut menanyakan : "ustadz pacaran itu boleh ga?" sang guru menjawab : "itu haram !"  ketika itu pula murid itu begitu marahnya dan hampir-hampir memukul sang guru.

        Ironis dan sunguh ironis, kondisi kelas yang harusnya di warnai dengan ketenangan dan keilmuan tiba-tiba saja diwarnai dengan kegaduhan di karnakan hal yang cukup biasa. hal yang sering di bicarakan, hala yang sering dibahas, topik yang selalu hangat di bicarakan di kalangan remaja. sering kali pacaran disalah artikan dan disalah gunakan dan dimasuk-masukan dalam katagori kebaikan.

kali ini, aa' tidak membahas secara detail tentang pacaran beserta akar-akarnya, tapi sedikit menyinggu tentang pacaran berkedok ta'aruf secara umum.

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ.

"Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (Q.S 49:13)

       Betapa indahnya Islam mengajarkan cara bersosialisa dan bemuamalah dengan cara yang luar biasa, tidak menjatuhkan dalam kesialan, selalu eksistensi dalam memegang rambu-rambu sopan santun, selalu mengedepankan moral dan tidak menjatuhnya dikarnakan seorang akan mulia jika moralnya mulia dan begitupun sebaliknya.
"Bukanlah misikin itu yang kehilangn orang tuanya, tapi yang miskin itu ketika ia kehilangan moralnya"
Islam selalu mengedapankan moral dan tidak menyampingkan yang lain, Allah yang Maha Pengasih mengajrakan kita melalui kalamNya, apalah arti seorang anak tampa orang tua, dan apalah arti seorang hampa tampa Rabbnya. kalau kita mencoba menelaah ayat di atas, sungguh indaha melahirkan keindahan dan tidak ada habisnya mentadaburinya,, Allah Subhanahu wa ta'aala menerangkan dan menjelaskan akan tujuan dan dampak dari dicipkannya manusia yang berlainan jenis, dikatakan kami menciptkan laki-laki dan perempuan tidak lain dan tidak bukan supaya agar kita mengenal satu sama lain. konsep yang kita pake adalah lafadz, bukanlah dikatakan agar supaya kamu berpacaran. sering kali kita para remaja selalu dan selau mengedepankan ego ketika berpicara pacaran. kenapa? karena setan tidak akan tinggal diam. tapi kan ta'aruf atau saling mengenal itu ada caranya, dan salah satunya bisa lewat pacaran.! itu adalah pemikiran sesat, dalam melahirkan kebaikan tidak ada pencampuran antara baik dan buruk 
 وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ.
"Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. (Q.S 2 :42)

        Tapi dalam kamus Islam ga ada larangan pelangan pacaran tuh.! kata sapa? kenapa kita selalu dan selalu diperintahkan untuk mentadburi Al-Qur'an? itu semua agar kita selalu berpikir dan berpikir, dan sesungguhnya Allah lebih mengetahui dari pada kita. 
    وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا.
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."  (Q.S 17:32)

suatu hal yang besar pasti awali dengan hal yang kecil, dan hal yang kecil pasti berakibat besar.. sama halnya dengan zina.. tidak mungkin tau-tau langsung zina. Nah ayat di atas begitu jelasnya dan Allah sudah mengaturnya sebelum tejadi. iya dalam islam tidak ada larangnanya, tapi dalam islam ada larangan akibatnya. larangan akibat berujung pada larangan yang menjerumus ke situ. dan juga kalau dilihat dari lafadznya adalah laranagn zina, yang dimaksud zina bukan hanya maaf berhubungan badan layaknya suami-istri, bisa saja zina mata, zina tangan, zina lidah dsb.
“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisir atau diwujudkan) oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR. Bukhari)

       Kenapa harus diawali dengan pacaran? apa tidak ada yang lebih baik dan enak. pelarian pacaran yang berkedok ta'aruf bukanlah hal yang tepat, dikarnakan banyak yang pacaran tapi hidupnya tidak tenang dan menyalahi fitrah ta'aruf. selalu waswas khawatir diputusin..Loh? kok khawatir diputusin? pasti ada apa-apanya nih. masa' ta'aruf ada pembukaan dan penutupan, penutupan di akhiri dengan putus, bukan tamabah kacau?. sebenarnya orang-orang islam tahu akan larangan pacaran itu sendiri, tapi hawa nafsunya yang mengalahkannya, penuh dengan khawatiran dkk. kalau tidak pacaran nanti tidak dapat jodoh, kalau tidak pacaran khawatir nanti pas nikah ketahuan jeleknya, kalau tidak pacaran nikaha tidak harmonis dll. itu semua adalah pemikiran sesat. kata siapa harus di awali dengan pacaran? kita tengok Rasulullah dan para sahabatnya, apa mereka pacaran? kita harus meneladani mereka, jangan sampai kita bilang banyak juga yang di awali pacaran tapi hidupnya bahagia. berarti kita mengawali kebaiakn dengan kejelekan? apa untungnya? ketika prosesi nikah akan tersa indah dan luar biasa ketika kita tidak mengawali dengan pacaran, beda rasanya dengan yang diawali dengan pacaran.

         Prosesi ta'aruf banyak jalannya bisa dengan bertanya langsung pada orangnya, kalau malu bisa nanya pada saudaranya atau temannya atau gurunya. sesuatu yang di awali dengan indah akan berakhir dengan indah. pacaran bertolak belangkang dengan moral, kita lihat yahudi masa-masa remaja mereka dihabaiskan dengan belajar dan terus belajar, ketika ada yang berpacaran itu sudah aib buat dirinya dan keluarganya. kenapa kita umat islam malah membudayakan pacaran, ironis sekali padahal kita tahu hakikat pacaran itu. ingin nikah indah jangan pacaran.

          

Hakikat Sebuah Ilmu



Ditinjau dari segi bahasa, ilmu adalah lawan kata dari jahl yang berartikan bodoh. Dalam tinjauan Syaikh Muhammad Bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan Ilmu adalah mengetahui sesuatu dengan pengetahuan yang sebenarnya”. Sedangkan menurut istilah adalah sesuatu yang jelas atau sebuah pengetahuan yang sudah pasti.

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنْ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتْ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتْ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتْ الْمَاءَ فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لَا تُمْسِكُ مَاءً وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ.
Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya laksana hujan deras yang menimpa tanah. Di antara tanah itu ada yang subur, ia menerima air lalu menumpahkan tanaman dan rerumputan yang banyak. Di antaranya juga ada tanah kering yang menyimpan air. Lalu Allah member manusia manfaat darinya sehingga mereka meminumnya, mengairi tanaman, dan berladang dengannya. Hujan itu juga mengenai jenis (tanah yang) lain yaitu tandus. Itulah perumpamaan orang yabng memahami agama Allah, lalu ia mendapatkan manfaat dari apa yang Allah mengutus aku dengannya, maka ia berilmu dan mengajarkannya. Juga perumpamaan atas orang yang tidak menaruh perhatian terhadapnya, dann tidak menerima petunjuk Allah yang dengannya aku diutus”

Subhanallah ! begitu perhatiannya Islam meperhatikan ilmu, banyak dari Al-Qur’an, Hadist serta qaul ulama’ yang menyanyjung akan kedudukan ilmu. Dengan ilmu pula seorang akan mulia, memepunya kedudukan, serta mampunya cahaya yang akan menuntunnya ke ajalan yang di ridhoi oleh Allah. Jika ditinjau dari berbagai sisi, maka hakikat ilmu akan terasa begitu banyak sudut pandang dan haluan. Semua yang berbentuk pengetahuan, wawasan akan di katana ilmu.  
Imam al-Auza’ (wafat th.157) rahimahullah mengatakan :
العلم ما جاء عن أصحاب محمد صلّى اللّه عليه وسلم و ما لم يجئ عن واحد منهم فلييس بعلم .
 “Ilmu adalah apa yang berasal dari para sahabat Nabi Shallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun yang datang bukan dari seseorang dari mereka, maka itu bukan ilmu”
            Dari perkataan Imam Al Auza’ dapat diartikan bahawasannya ilmu adalah apa-apa yang didapatkan dari Nabi serta para sahabatnya, adapun yang bukan darinya maka itu hanya wawasan. ketika seseorang memiliki ilmu sudah sewajarnya ketika ia gunakan untuk tujuan mulia, tapi banyak di antara manusia yang mempunya ilmu ada yang di amalkan, disembunyikan dsb.. dalam hal itu ada tingkatan-tingkan ketika seorang berilmu.

Tingkatan ilmu pada seserang ada enam tingkatan :
1.      Al-Ilmu                       :  Yakni mengetahui sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan pengetahuan yang pasti.
2.      Al-Jahlu basith            : Yakni tidak mengetahui sesuatu sama sekali.
3.      Al-Jahlu murakkab      : Yakni mengetahui sesuatu tidak sesuai dengan yang sebenarnya, dikatakan murakkab karena pada orang tersebbut ada dua perihal sekaligus, yaitu bodoh karena tidak mengetahui perihal yang sebenarnya dan bodoh karena beranggapan bahwa dirinya tahu padahal sebenarnya ia tidak tahu.
4.      Azh-zhann                   : Yakni mengetahui sesuatu yang kemungkinan benarnya lebih besar dari pada kesalahannya.
5.      Al-wahm                     : Yakni mengetahui sesuatu dengan kemungkinan salah lebih besar dari pada kebenarannya.
6.      Asy-syakk                   : Yakni mengetahui sesuatu yang kemungkinan benar atau salahnya sama.

Imam Mujahid Bin Jabr (wafat th 104 H) rahmahullah mengatakan :
 “Orang yang faqih adalah rang yang takut kepada Allah meskipun ilmunya sedikit. Dan orang yang bodoh adalah orang yang berbuat durhaka kepada Allah meskipun lmunya banyak.”
Banyak orang yang mempunyai wawasan yang luas, cakupan keilmuannya setara dengan para cindekiawan, tapi keilmuan mereka tidak berdampak apapun terhadap mereka, meskipun mereka mengajarkan ilmu-ilmu mereka. Itu semua di karnakan apa yang mereka miliki tidak membawa mereka kepada ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Imam Ibnu Rajab (wafatth 795 H) rahimahullah mengatakan :
“ Ilmu yang paling utama adalah ilmu tafsir Al-Qur’an,”
Imam Muhammad Bin Idris Asy-Syafi”I (wafat th.204 H) rahimahullah mengatakan :
كلّ الملوم سوى القراَن مشغلة،
                   إلاّ الحديث وإلاّ الفقه في الدّين،
العلم ما كان فيه قال حدّثنا،
                   ومال سوى ذاك وسواس الشّياطين. 
Seluruh ilmu selain Al-Qur’an hanyalah menyibukkan. Kecuali ilmu hadist dan fiqih dalam rangka mendalami ilmu agama. Ilmu adalah yang tercantum di dalamnya: ‘Qaalaa, haddatsanaa (telah menyapaikan hadits kepada kami. Adapun selain itu hanyalah wawas (bisikan) syaitan.”

Beruntunglah mereka yang mempunya kafaah keilmuan yang cukup digunakan untuk mencari keridhoan Allah dan bias menjadi manfaat bagi orang lain karena sebaik-baik manusia adalah yang mampu memberikan manfaat bagi orang lain. Alangkah indahnya ketika seorang berilmu ilmunya adalah ilmu akhirat, dan juga kita menafikkan seseorang yang mempunyai ilmu dunia. Sungguh kemulian hanya tertuju pada mereka yang mempunya ilmu baik ilmu dunia ataupun akhirat yang mampu menggunakanya untuk memajukan Islam dan Negara.
Wallahu a’lam


Aku memohon ampun pada Allah atas apa yang aku lihat dengen ke-2 mataku
aku memohon ampun pada Allah atas apa yang aku dengar dengan ke-2 telingaku
aku memohon ampun pada Allah atas apa yang aku ucapkan dengan ke-2 bibirku
aku memohon ampun pada Allah atas apa yang aku sentuh dengan ke-2 tangnku
aku memohon ampun pada Allah atas apa yang aku tuju dengan ke-2 kakiku.

Harapan Satu Umat


   

   “Banyak orang mengira,  bahwa Islam adalah kekuatan yang bisa digunakan untuk menyatukan umat. Digambarkan bahwa kaum muslimin akan menjadi kokoh, karena persatuannya itu. Dan itu tidak sulit dibangun, karena umat Islam memiliki sumber ajaran yang jelas, yaitu al Qur’an dan hadits. Selain itu, umat Islam dipersatukan oleh konsep ketuhanan, kenabian, kiblat, dan lain-lain. Umat Islam  bertuhan pada Allah, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai rasulnya, ka’bah sebagai kiblatnya, meyakini pada rukun iman dan rukun Islam yang sama.”
 
           Dengan melihat stetmen di atas, kita dapat merenung walau hanya sejenak, untuk memenuhi pertanyaan ini, akankah seorang muslim yang jiwanya dipenuhi dengan Al Quran dan As Sunnah atau pun yang mengaku sebagai orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya mengatakan seperti itu..? Ya ini adalah jeritan hati kami , demikinlah tulisan yang di ambil dari penulis – penulis di sebuah universitas yang menginginkan umat Islam bersatu. Mengapa meraka meneriakkan kalimat seperti itu? Karena belum banyak pihak-pihak yang secara nyata berusaha membangun persatuan itu. Konsep persatuan  dianggap sebagai jargon indah, sekalipun  tidak dijalani dan diperjuangkan.
 
Sering kali kita menjumpai berbagai elemen, ormas - ormas, bahkan partai politik yang katanya berjuang  untuk rakyat saling menjatuhkan antara sesama, dan tidak kalah hebatnya antara ormas – ormas dengan partai politik. Bukankah Allah menegaskan dalam firmanNya “ Wahai manusia, Sungguh kami telah menciptakan kamu  dari seseorang laki – laki dan perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku – suku agar kamu saling mengenal.......”(Q.S.49:13)
 
Anehnya pula, persaingan dan konflik  tidak saja terjadi pada orang-orang yang berbeda organisasi sosial dan politik.  Di antara mereka yang sama-sama berada dalam satu kepengurusan organisasi bertikai, dan berpecah belah. Konflik itu kadang tidak terlalu jelas apa yang diperebutkan. Masing-masing ingin merasa menang dan dianggap benar. Contoh-ontoh tentang perpecahan itu sangat banyak jumlahnya. Tidak terkecuali, mulai dari yang berskala kecil, hingga  berskala besar misalnya perpecahan yang disebabkan oleh perbedaan  aliran atau bahkan madzhab.
 
Apakah mereka tidak merenungkan  apa yang difirmankan oleh Allah Subhaanahu wa ta`alaa, bahkan Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam mengumpamakan seorang muslim satu dengan yang lain seperti satu bangunan yang saling mengokohkan..!
 
“Kalau air berbeda satu dengan yang lain, maka air kami lebih lezat yang mengalir dari satu awan mendung saja. Kalau nasab keturunan juga saling beda, kita tetap di satukan dengan satu Agama, sehingga layaknya kita memiliki satu orang tua saja”
 
Iya kita memang berbeda dalam berbagai sisi, dari kami ada yang di partai politik, di ormas - ormas, di perlemen, di mimbar - mimbar harapan, tapi yakinlah pada diri kalian bahwasanya agama kita satu yaitu Islam, pemimpin kita satu yaitu Muhammad Shallallahu `alaihi wa sallam, kitab kita satu yaitu Al Quran, kita adalah generasi pemersatu bukan generasi pemecah, harapan umat bukan sampah masyarakat, 
 
       Sadarkanlah diri kalian wahai pembawa panji – panji Islam, kita di takdirkan berbeda – beda untuk saling mengokohkan satu sama lain bukan untuk saling menjatuhkan, hargailah kawan –kawan kita yang berjuang dengan kalimat Li I’lai Kalimatillah. Tidak perlu memandang di mana mereka berjuang, apa di partai politik atau di ormas - ormas islam. Kita berjalan di atas satu Agama, satu Aqidah, satu tujuan, tapi kenapa kita berpecah belah..? Tidakkah kalian meneruskan perjuangan Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam dan para sahabatnya? Takutlah diri kalin pada Allah yang menciptan manusia untuk saling tolong menolong. Jadikan umat ini bersatu padu dalam satu tali yang menghubungkan satu tujuan..
 
“Berpegang teguhlah pada Agama Allah dengan ke dua tanganmu pada tali yang kokoh karena itu pilar yang sesungguhnya, meskipun segala bentuk pilar telah mengkhianatimu”
 
Bersatulah pada satu tujuan karena itu adalah kunci keberhasilan, bersabarlah dengan kesatuan yang telah kalian dapatkan, sungguh musuh – musuh Islam tidak akan diam..Wallahu ta`alaa a`lam bish showaab.

Hidup Bukan Berarti




“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang membrsihkan diri dengan beriman.Dan ia ingat nama Rabbnya kemidian ia sholat. Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan kekal.”  (QS Al A’la : 14-17)
           
Kala suatu saat dimana Allah akan mengumpulkan seluruh manusia baik dari Nabi Adam sampai yang terakhir. Dengan datangnya hari itu pastikan diri kita bahwasannya jangan sampai hidup kita terampas akan kehidupan yang fana, dan menyingkirkan kita akan tujuan akhirat. Seorang filosofi berkata “rangkain kehidupan ini tidaklah sempurna, harus ada langka-langka yang selanjutnya.” Dramatika kehidupan akanlah sempura kala seseorang mamadukan unsur-unsur duniawi dan akhirat sebagaiman  Allah Subhaanahu wa ta`alaa berfirman “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia…..” (QS Al Qasas : 77)

Bicara hidup tidak akan lepas dari kehidupan, sedangkan kehidupan tidak lepas dari dunia. Apa arti sebuah kehidupan tampa ada tujuan yang jelas? Konsistensi akan sebuah tujuan dan harapan akan mewarnai bingkaian kehidupan. Perlu diketahui bahawasanya hadaf atau sebuah tujuan akan membawa seseorang dalam realita kehidupan dunia yang mendadasar dan juga berpengaruh pada akhiratnya.   
Ibnu Qayim Al Jauziyah berkata : "sebesar-besar keuntungan di dunia adalah menyibukkan dirimu setiap aktivitas yang akan memberikan manfaatpangbanyak di hari akhir, menyia-nyiakna waktu lebih berbahaya dari pada kematian, karena menyia-nyiakan waktu dapat memutuskanmu dari Allah dan hari akhir , sedangkan kematian memutuskanmu dari dunia dan penghuninya." Dikatakn perdagangan dalam keuntungan yang besar adalah pemanfaatan waktu untuk perbuatan-perbuatan yang bermanfaat dan memberikan semangat tesendiri dalam ruangan hidup. Dalam sebuah hadist mengatakan “ Dua nikmat yang sering di lalaikan kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang”, kenapa Rasulullah menegaskan hal tersebut? Karena bahwasannya ke dua nikmat tersebut sangat berarti bagi manusia, apalah arti hidup tampa ada kesehatan dan apa atri sebuah kesehatan tampa adanya waktu yang mengiring kesehatan tersebut.?
            Hidup bukan berarti sering kali menghantuai setiap manusia, membuat seseorang mengalami yang namanya stres dan di akhiri dengan kekosongan hidup yang menyebabkan sebuah tragedi yaitu bunih diri. Kenapa? Karena ia tidak mempunya tujuan yang  jelas melalaikan setiap waktu, menghabiskan kesehatannya demi hawa nafsu, ambisinya dunia dan lalainya akan akhirat. Bila mana seseorang menginginkan duina ia akan mengalami kesenjangan dan kekosongan yang mendalam, berangan-angan yang berkepanjangan, apabila hati disibukan oleh ambisi untuk meraih dunia maka ia kotor karena dunia adalah hina dan hidupnya tidak berarti.
            “Wahai orang-orang yang disibukan dengan pesona dunia, Kau telah tertipu oleh panjangnya angan-angan,
              Kematian itu akan datang tiba-tiba, padahal alm kubur merupakan tempat menyimpan amal perbuatan”

            Dilemanisasi kehidupan adalah di mana mereka mengaplesiasikan tujuan mereka dan meninggalkan segala sesuatu yang menghancurkan mereka. Tidak berartinya sebuah kehidupan di mana dunia menjadi prioritas utama dan menyempingkan akhirat., Allah Subhaanahu wa ta`alaa berfirman : “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti kami berikan (balasan)  penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan rugi.”  (QS Hud : 15)
Di sini sudah jelas, di mana seseorang mencari dunia Allah Subhaanahu wa ta`alaa akan memberikan apa yang ia hendaki dengan sempurna bahkan ia tidak akan rugi, tapi ketidak artinya hidupnya akan berdampak pada akhiratnya sebagai mana Allah Subhaanahu wa ta`alaa berfirman :
“Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah mereka di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Hud : 16)
.
Berapa banyak orang-orang beranggapan bahwa kehidupan hanya sekali yaitu kehidupan di dunia, sehingga mereka menghabiskan waktunya memorsir tenaganya demi hawa nafsunya, kemudia mereka mati dan tetap terlena dengan dunianya. Sering kali kita mendapatkan slogan-slogan yang berisikan bahwasanya kedamaian dan kebahagian adalah ketika mendapatkan harta yang melimpah, istri yang cantik, serta kedudukan yang tingga, dan itu semua tidak diimbangi dengan akhirnya, maka tiada arti kehidupan bagi mereka, dan sudah pastilah dunia adalah tempat sementara yang akan membawa kita pada kehidupan akhirat. Allah Subhaanahu wa ta`alaa berfirman : ''Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”  (QS, Al-Hadid : 20)

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh al-Bazzar dan al-Hakim mengatakan bahwasanya Zaid bin Arqam berkata, “Kami pernah bersama Abu Bakar ash-Shiddiq ra, kemudian ia meminta minuman, maka dibawakan kepadanya air dan madu. Ketika minuman itu didekatkan ke mulutnya, tiba-tiba ia menangis sehingga para sahabatpun ikut menangis.  Para sahabat berhenti menangis tapi ia terus menangis. Abu Bakar ra tak henti menangis sehingga para sahabatnya menduga mereka takkan mampu menanyakan sebabnya.  Hingga akhirnya Abu Bakar ra mengusap kedua matanya, dan segera para sahabat menanyakan padanya,  “Wahai khalifah Rasulullah, apa gerangan yang menyebabkan engkau menangis?”.  Abu bakar ra lantas lantas menjawab, “(Aku teringat ketika) Pernah aku bersama Rasulullah SAW, kemudian aku melihat ia menolak sesuatu dari dirinya, padahal aku tidak melihat seorangpun bersama beliau. Maka aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah sesuatu yang baru saja engkau tolak dari dirimu?” Rasulullah menjawab, “Baru saja ‘dunia’  menjelma dalam sesuatu bentuk dari dirinya.  Maka aku berkata padanya, ‘Menjauhlah engkau!’,  lalu dunia itu pergi, namun kembali beberapa saat kemudian dan berkata padaku, ‘Sesungguhnya engkau dapat menyelamatkan diri dariku (pesona dunia), tapi niscaya orang-orang sesudahmu tidak akan dapat menyelamatkan diri dariku (pesona dunia). Sudah jelasa bahwa dunia akan membawa seseorang pada kehinaan dan kehancuran, dan tiada seoranpun yang lolos dari jeratan-jeratan pesona dunia kecuali orang-orang yang dirahmati oleh Allah Subhaanahu wa ta`alaa.

            Dunia adalah jembatan akhirat, oleh karena itu sebrangilah ia dan janganlah menjadikan dunia sebagai tujuan.
Jika dunia menjadi sebuah tujuan maka tiada jembatan yang membawa pada akhirat

            Wallahuta`alaa a`lam bish showaab.